-->

Selasa, 31 Juli 2012

Rumor - Butiran Debu

namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat ooh
menepi menepilah menjauh
semua yang terjadi di antara kita ooh
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu
(aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan) dalam luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu
aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu

Ramalan Cinta Menurut Zodiak Hari Ini 31 Juli 2012

Ramalan cinta menurut zodiak ini saya ambil dari situs andrefitriany.blogspot.com . Selamat membaca!

Ramalan Cinta Zodiak
RAMALAN CINTA ZODIAK CAPRICORN ( 21 Desember – 19 Januari )

Umum: Jangan takut tua karena setiap manusia pasti menua. Takutlah tak menjadi dewasa karena kedewasaan yang salah satu jalan menuju kebahagiaan dan kemuliaan.

Cinta: Ancaman yang ditunjukkan pada Anda dasarnya sebuah keinginan untuk memegang kendali dalam hubungan. Tunjukkan perhatian yang lebih padanya, sehingga dia tahu bahwa Andalah yang terbaik untuknya.

RAMALAN CINTA ZODIAK AQUARIUS ( 20 Januari – 18 Februari )

Umum: Jangan remehkan kesalahan sekecil apa pun karena boleh jadi yang kecil itulah menjadi awal malapetaka. Ketahuilah, kesalahan besar diawali karena terbiasa meremehkan kesalahan kecil.

Cinta: Anda jangan terkungkung oleh masa lalu, hubungan yang telah berlalu jadikan sebagai pengalaman berharga. Seseorang mengagumi sikap Anda yang berjiwa sosial tinggi.

RAMALAN CINTA ZODIAK PISCES ( 19 Februari – 20 Maret )

Umum: Hati-hati bila bergurau. Bila berlebihan akan menjadi masalah. Selain turunnya wibawa, sikapp berlebihan cenderung mudah berbohong dan menyakiti orang lain.

Cinta: Hubungan asmara kini sedang saling merindukan. Anda tidak bisa melupakan kenangan sewaktu masih sering bertemu.

RAMALAN CINTA ZODIAK ARIES ( 21 Maret – 20 April )

Umum: Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya bersih. Jika niatnya baik, maka rezekinya bertambah. Jika berbuat baik kepada keluarga, maka umurnya akan panjang.

Cinta: Jangan dendam terhadap seseorang yang telah menyakiti Anda. Anggap saja bahwa dia bukanlah yang terbaik buat Anda. Masa depan Anda masih panjang. Hadapilah dengan senyuman.

RAMALAN CINTA ZODIAK TAURUS ( 21 April – 20 Mei )

Umum: Janganlah malas dan suka marah karena keduanya adalah pintu segala keburukan. Barang siapa malas, dia tidak akan dapat melaksanakan hak orang lain. Barang siapa yang suka marah, maka dia tidak akan sabar mengemban kebenaran.

Cinta: Perbanyak waktu Anda bersama dia. Hal ini akan membuat hubungan mengalami banyak kemajuan dibanding hari sebelumnya. Saingan Anda mulai menurunkan kegiatan dalam mendekati dia.

RAMALAN CINTA ZODIAK GEMINI ( 21 Mei – 20 Juni )

Umum: Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang Anda senang jika mereka mengatakan itu kepada Anda.

Cinta: Membuat kecewa pasangan Anda akan membuatnya bosan dan hubungan Anda pun tidak akan bertahan lama. 

RAMALAN CINTA ZODIAK CANCER ( 21 Juni – 20 Juli )

Umum: Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga dia akan mati di dalam sarangnya sendiri.

Cinta: Cara Anda menyelesaikan masalah sepertinya sudah cukup baik, sekarang bagaikan Anda membuat suasana menjadi romantis.

RAMALAN CINTA ZODIAK LEO ( 21 Juli – 21 Agustus )

Umum: Jangan pernah melupakan apa pun yang dikatakan seseorang ketika dia marah. Karena akan sepperti itu pulalah perlakuannya pada Anda.

Cinta: Hubungan Anda bersama mantan penuh dengan hal-hal yang menyenangkan. Anda akan hanyut dalam kondisi tersebut. Jika tidak segera diakhiri, Anda semakin terlena dan menjadikan Anda tak bisa melupakannya. Ini pertanda buruk bagi hubungan Anda yang baru.

RAMALAN CINTA ZODIAK VIRGO ( 22 Agustus – 22 September )

Umum: Barang siapa yang akalnya telah sempurna, maka dia akan merasa cukup dengan rezeki yang datang. Barang siapa yang merasa cukup dengan rezeki yang datang padanya, maka dia akan merasa kaya.

Cinta: Sebuah hubungan akan terasa manis jika Anda menjadikan cinta yang tulus sebagai landasannya. Ingat, cinta hanya akan hadir jika ada rasa saling memiliki.

RAMALAN CINTA ZODIAK LIBRA ( 23 September – 22 Oktober )

Umum: Sesungguhnya orang yang berakal tidak akan berbohong, meskipun hal itu tidak sesuai dengan hawa nafsunya.

Cinta: Hubungan Anda sepertinya tidak boleh dikatakan belum siap menuju jenjang perkawinan. Masih banyak yang harus dibenahi, terutama dalam hal ketidakcocokan.

RAMALAN CINTA ZODIAK SCORPIO ( 23 Oktober – 22 November )

Umum: Tidak merusak harga diri dan tidak melampaui batas adalah tingkat kesuksesan tertinggi. Untuk apa mengupayakan sesuatu di luar jangkauan, terlebih memaksakan diri.

Cinta: Masalah kerap muncul karena perbedaan yang sebenarnya Anda berdua sudah paham inti dari perbedaan tersebut. Selesaikan setiap perselisihan dengan kepala dingin.

RAMALAN CINTA ZODIAK SAGITARIUS ( 23 November – 22 Desember )

Umum: Barang siapa yang tidak pernah merasakan kesulitan, maka dia tidak akan pernah memahami nilai kebaikan.

Cinta: Anda saat ini tidak ingin sendiri dan butuh bersama pasangan. Komunikasikan hal ini dan jangan malu mengatakannya pada pasangan. Hubungan Anda makin mesra apabila komunikasi lancar.

Sekian ramalan cinta zodiak hari ini, semoga hari anda menyenangkan dan dipenuhi keberkahan.

Jumat, 20 Juli 2012

'Akibat Pergaulan Bebas'


ISTadegan dalam film "Akibat Pergaulan Bebas"

 
Sukses dengan film sebelum Findo Purwono HW kembali menghairkan sekuel film tersebut.  Film yang diberi judul Akibat Pergaulan Bebas 2 diklaim sebagai film yang diambil dari kisah nyata. Ceritanya, mirip dengan kisah skandal video porno yang melibatkan vokalis Ariel "Peterpan".
Akibat Pergaulan Bebas 2 mengisahkan seorang bintang Denis Yudhistira (Keith Foo) yang sedang di puncak kariernya. Selain berwajah tampan, ia juga mempunyai bakat yang cemerlang. Denis menjalin cinta dengan Rasty Maria (Leylarey Lesesne), seorang penyanyi terkenal.
Secara tiba-tiba ada berita heboh di media mengenai video porno Denis bersama mantan pacarnya Tiara (Lia Aulia). Tidak hanya Tiara, video porno Rasty sedang beradegan mesra bersama Denis pun muncul di sejumlah media.
Hal ini membuat Rasty dan Tiara marah karena bisa mengancam nama baik mereka. Denis pun tersudut dan menuduh bahwa semua pemberitaan tersebut karena ulah Jimmy Ardiansyah (Rocky Jeff), karena Jimmy dan Denis awalnya teman dekat yang saat itu sedang mengerjakan proyek film dan iklan bersama.
Akibat video porno tersebut, Denis dan Jimmy bertengkar hebat. Di bagian akhir film diperlihatkan kalau Jimmy tersenyum lebar melihat video porno yang sudah tersebar
Film yang skenarionya ditulis oleh Aviv Elham memang diangkat dari kisah nyata, hanya saja Aviv menolak bila kisah yang ditulisnya  mengacu kepada beberapa tokoh orang yang pernah mengalami cerita tersebut.
Seperti apa kisahnya, film Akibat Pergaulan Bebas 2 tersebut rencananya akan ditayangkan di bioskop pada tanggal 12 Mei 2011.
 
Sumber :
tribunnews.com
Reeditor :
Andre Tama

CERITA CINTA SEJATI


Buat anda yang ingin membaca cerita cinta kali ini akan menyediakan artikel tentang cerita cinta.Cerita cinta remaja ini sengaja kami bagikan untuk anda yang hobi membaca cerita cinta dan juga cerita ini bisa anda jadikan pengalaman dalam berpacaran.Nah langsung saja anda membaca artikel cerita kisah cinta yang telah kami sediakan di bawah ini semoga saja bemanfaat untuk anda yang membacanya.
cerita cinta remaja,kumpulan cerita cinta,cerita cinta dewasa

Cerita Cinta Sejati - Selamanya


Pagi menjelang. Titik-titik embun masih menempel lekat di kaca jendela kamarku. Udara yang begitu dingin memeluk erat tubuh ini. Rasaya aku ingin tetap berada di balik selimut ini untuk mengindari dinginnya udara pagi ini. Jujur, aku memang paling tidak suka dengan bangun pagi, terlebih saat weekend ingin rasanya seharian aku menghabiskan waktuku di dalam kamar.



Pagi ini aku terbangun bukan karena jam wekerku berbunyi atau bukan karena bibi Naimah membangunkanku tapi, aku terbangun saaat lagu heavy metal terdengar nyaring dari kamar sebelah. Sejak beberapa hari ini, lagu-lagu heavy metal itu sering membangunkanku bahkan juga sering mengganggu waktu luangku yang sebagian besar aku gunakan untuk menciptakan lagu. Ya, aku memiliki hobi untuk menciptakan lagu.



O ya, kenalin namaku Sandi, aku baru duduk di kelas XII SMA. Aku adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Orangtuaku tinggal di Surabaya, sedangkan aku, tinggal di Bandung lebih tepatnya nge-kost di rumah temen papaku, Om Herman. Awalnya aku gak mau ngekost di rumah ini tapi, setelah dipikir-pikir ada enaknya juga, selain Riko – anak sulung Om Herman – umurnya sepantaran denganku, Riko juga satu sekolah denganku.



***



Kusibakkan selimut yang menindih tubuhku semalam ini. Aku mengusap mataku beberapa kali untuk memperjelas penglihatanku. Lalu, aku melangkahkan kakiku yang begitu berat meninggalkan kamar tidurku. Aku keluar kamar tidur bukan untuk mencuci muka atau apa, tapi aku ingin memperingati orang sialan yang ada di sebelah kamarku. Ya, aku ingin memeberi peringatan untuknya agar tak lagi memutar lagu heavy metal di pagi-pagi seperti ini. Bukannya aku gak suka sama aliran lagu ini tapi, siapa sih yang gak terganggu kalo enak-enak tidur lalu ada yang muter lagu heavy metal dengan volume yang begitu kencang?



”Berrkk!!! Berrkk!!! Berrkk!!!” aku mengetuk pintu kamar dengan keras.

Setelah aku tunggu beberapa saat, tak ada reaksi dari dalam kamar, lalu aku kembali mengetuk pintu itu dengan keras namun masih saja tak ada tanggapan. Hingga akahirnya, aku mencoba menekan ganggang pintu dan rupanya pintu tak terkunci. Tanpa permisi aku langsung membuka pintu itu dan masuk ke dalam kamar tersebut. Gila deh. Begitu masuk telingaku benar-benar tak kuat dengan suara lagu heavy metal yang begitu nyaring itu. Di dalam kamar, tak ada seorang pun berada di sana, sehingga aku leluasa untuk mematikan tape recorder yang ada di pojok kamar tersebut. Sambil memperhatikan isi kamar, aku berjalan menuju tape recorder itu berada. Aku benar-benar heran, dengan wall paper dan pernak-pernik kamar yang serba pink dan girly abis, kok bisa-bisanya sih pemilik kamar ini suka dengan lagu heavy metal. Heran : mode on.

”Heh, ngapain lo di kamar gue? Mau maling lo?” tuduh seorang cewek berdiri di pintu kamar sambil membawa semangkuk mie rebus.

Aku yang kaget langsung menoleh ke arah cewek tersebut. Aku langsung memasang tampang dingin padanya.

Cewek itu mengalihkan pandangannya pada tape recorder yang ada di sebelahku, ”Jadi elo yang mematikan tape recorder gue?” tanyanya agak emosi lalu masuk ke dalam kamar menghampiriku.

”Iya, gara-gara musik lo yang kampungan itu, pagi-pagi gini gue udah bangun. Gue ingetin ya, sekali lagi lo muter lagu sekenceng-kencengnya kayak pagi ini, gue gak akan segan-segan ngehancurin tape recorder lo!” ancamku.



“Oya? Berani lo?”

“Jangan pikir gue takut sama lo!” jawabku dingin kemudian berjalan meninggalkannya.

Aku menghentikan langkahku saat akan keluar dari pintu kamarnya, ”Satu lagi, jangan pernah update status yang isinya nyinggung ataupun ngejelek-jelekin gue lagi, kalo elo ngulang sekali lagi, liat aja ntar siapa yang akan lebih malu.” ancamku lagi.



Cewek itu menganga heran, ”Dari mana lo tahu semua itu?”

”Heh... itu gak penting! Yang penting gue udah ngingetin lo dan lo harus inget pesan gue itu!” kataku kemudian berjalan keluar dari kamarnya.



***



Lima belas menit sebelum berangkat, aku sarapan pagi di ruang makan bersama Riko. Pagi itu, suasana ruang makan itu tak seramai biasanya. Hanya ada aku dan Riko yang sibuk menyantap sarapan pagi hari ini.



”Keysa mana, Rik? Gak masuk hari ini?” tanyaku di sela-sela acara sarapan.

“Oh....” kata Riko sambil berusaha mengunyah nasi yang memenuhi mulutnya agar leluasa untuk bersuara, “Keysa udah berangkat tadi pagi, katanya sih mau ngeberesin PR-nya,”



“Oh....” ucapku sambil menggangguk lalu meneruskan memakan nasi goreng yang ada di hadapanku.

Riko memperhatikanku, “Kok gak tanya si Angel?”

”Buat apa tanya tuh cewek?”

” Hahaha, uhuk... uhuk... uhuk....” Riko tertawa lebar lalu tersedak.

Aku tersenyum senang melihat Riko tersedak, ”Syukurin lo!”

”Eh, kenapa sih lo gak suka banget sama si Angel?” tanya Riko setelah meminum air putih.

”Masa dari dulu elo gak ngerti sih, Rik? Elo udah lupa dengan kejadian di acara ulang tahun si Renata? Atau elo juga sudah lupa dengan tragedi 27 November?” jawabku mengingatkan Riko pada momment yang gak pantas untuk diingat dengan Angel, si dark Angel!!!





“Iya, gue tahu itu San. Tapi, apa sulitnya sih memaafkan Angel? Bayangkan aja, sekarang elo tinggal satu rumah dengan dia, otomatis elo ketemu dengan si Angel tiap waktu. Belum lagi kamar lo bersebelahan dengan dia, masa elo gak mau berdamai sama dia?”

“Gak ada kata damai buat gue dan dia. Sekali benci gue tetep benci sama tuh cewek,”

“Hahaha hati-hati, kata orang benci awal dari cinta,”

“Tapi, buat gue benci adalah awal dari perang dunia,” jawabku cuek.

“Terserah lo deh,”





“O ya, besok gue bakal ke rumah nenek gue di Medan, mungkin gue di sana sekitar seminggu,” Riko mengalohkan pembicaraan.

“Keysa juga ikut?”

“Iya, mungkin nanti malam gue dan Keysa udah berangkat ke Medan. So, lo jaga rumah ini ya! Jangan sampe ada barang-barang yang hilang,”

“Iya, gue akan haga rumah ini baik-baik. Santai aja,”

“Satu lagi, gue titip Angel juga,” tambah Riko sambil mengangkat piring dari meja lalu beranjak menuju dapur.

“Kalo Angel gue gak janji deh!” seruku.







***



Malam ini benar-benar sepi tak seperti biasanya. Aku tak lagi mendengar suara keras dari Riko dan Keysa yang selalu saling ejek setiap kali kami berempat (termasuk Angel), menonton DVD atau televisi bersama. Riko dan Keysa sudah pergi menuju bandara sejam yang lalu. Belum lagi hujan lebat yang turun sejak setengah jam yang lalu, benar-benar membuatku kesepian. Meski di rumah ini hanya tinggal aku, Angel dan bi Naimah tapi sama saja rumah ini sepi. Apalagi hubunganku dengan Angel yang tak rukun, yang semakin membuatku merasa hanya tinggal sendiri di rumah ini. Di tengah derasnya hujan yang turun itu, aku menyalakan laptop sambil mendengarkan lagu-lagu ciptaanku. Ingin rasanya aku mengupload ke internet tapi, aku takut banyak pihak yang mengklaim lagu ciptaanku menjadi lagu mereka.





”Tteett!!! Tteett!!!” bel rumah berbunyi.

”Bi naimah, ada tamu!!!” teriakku.

Beberapa saat kemudian bel rumah kembali berbunyi, sepertinya bi Naimah tak juga membuka pintu rumah.

”Bi Naimah ke mana sih?” ujarku sambil bangkit keluar kamar membuka pintu rumah.

”Ttteett!!!” bel rumah kembali berbunyi.

Aku segera membukakan pintu rumah. Betapa kagetnya aku saat aku tahu siapa seseorang yang sejak tadi memencet bel rumah itu. Ternyata orang tersebut adalah Angel, cewek yang bagiku sangat menyebalkan. Kulihat Angel menggigil kedinginan dan badannya basah kuyup. Ada apa dengan Angel?





”Elo?”

Angel berlari menuju kamar mandi. Aku sesegera mungkin menyusulnya tapi, Angel sudah masuk ke dalam kamar mandi.

”Ngel, elo gak pa-pa kan?” tanyaku dari balik pintu kamar mandi.

”Gue gak pa-pa,”

”Ya udah, abis ini gue tunggu lo di ruang makan,” ucapku.





Setelah itu aku menuju dapur untuk membuatkan Angel teh hangat. Aku jadi ingat pada mamaku yang selalu membuatkan aku teh hangat bila aku kehujanan atau sedang kedinginan. Selama di dapur, pikiranku selalu teralihkan pada Angel. Entah kenapa aku tak tega melihat cewek mungil itu kedinginan dan basah kuyup seperti itu. Tapi, jujur aku akui aku masih sedikit sebal jika mengingat perbuatan tak menyenangkan yang banyak ia lakukan padaku. Mulai dari ia mengejekku kampungan di depan teman-teman Renata saat ulang tahun Renata beberapa bulan yang lalu dan kejadian 27 November di mana Angel benar-benar mempermalukan aku lagi di depan teman-teman sekolahku karena ia tak terima aku mengejek Sintia – sahabatnya – padahal si Sintia dulu tuh yang mulai. Aku gak akan bisa melupakan kejadian menyebalkan itu. Sungguh.





Eh, ngomong-ngomong bi Naimah kemana sih? Dari tadi aku cari gak ada di rumah. Seusai membuat teh hangat, aku duduk di ruang makan. Aku memandangi roti tawar dan selai yang ada di atas meja. Aku menoleh ke arah jam dinding yang berada di atas kulkas, jarum panjang menunjuk ke angka enam dan jarum pendek menunjuk ke angka sepuluh. Sudah hampir lima belas menit Angel tak menampakkan dirinya sejak masuk ke dalam rumah. Tak lama berselang, Angel datang menemuiku di ruang makan. Rambutnya masih basah, ia juga terlihat lucu dengan menggunakan baju tidur. Meski sudah hampir setahun aku tinggal dengan dia, baru kali ini aku melihat Angel memakai pakaian seperti itu.





Aku tersenyum melihat penampilannya itu.

Angel menatapku heran, “Kenapa? Ada yang salah?”

“Nggak kok. Ayo duduk!”

Angel mengambil posisi tepat di depanku, “Ada apa lo nyuruh gue ke sini?”

“Gue cuma mau tanya, elo dari mana aja sampe basah kuyup seperti tadi?”

“Heh, ngapain lo nanyain hal ini? Udah mulai peduli sama gue, lo?”

Aku terheran-geran mendengar jawabannya, “Hei, Dark Angel! Selama lo masih ada di rumah ini, gue punya tanggung jawab buat ngejaga lo meski gue jujur gak suka sama lo! Kalo aja Riko gak nyuruh gue untuk ngejaga lo, mungkin gue udah ngebiarin lo!”





”Jangan ngeles deh lo!” katanya lalu memberi senyuman sinis.

”Heh, Ngel sejak ngeliat lo kedinginan dan basah kuyup, gue udah mulai bersimpati pada lo tapi, setelah gue tahu ternyata elo emang keras kepala rasa simpati itu udah hilang! Gue heran kenapa sih elo tuh suka bikin gue kesal?”





”Itu semua gue lakukan karena elo duluan yang mulai,”

”Gue???”

”Iya, elo yang mulai! Gara-gara lo, persahabatan antara gue, Nindy dan Lia hancur!”

“Apa? Gara-gara gue? Apa hubungannya dengan gue?”

“Kalo boleh jujur, sejak gue masuk sekolah lo, persahabatan kita mulai merenggang karena Nindy dan Lia sama-sama naksir lo, sejak saat itu gue mulai benci sama lo!”





“Kenapa lo nyalahin gue? Seharusnya elo nyalahin kedua sahabat lo yang gak bisa menyelesaikan masalah ini. Satu lagi, elo sama dengan kedua sahabat lo, cemen. Cemen karena bisanya nyari kambing hitam aja sebagai sumber masalah.”

”Stop! Gue gak mau ribut lagi dengan lo!”

“Beruntung lo masih cewek, kalo nggak, jangan harap lo bisa melihat dunia lagi!” seruku kemudian berlalu meninggalkan Angel.



***



“Mas, Sandi!” seru bi Naimah mengetuk pintu sambil memanggil namaku.

Aku mengusap mataku yang terbangun dari tidur. Aku lirik jam wekerku, jam setengah dua pagi. Ada apa bi Naimah jam segini bangunin aku? Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.

“Ada apa, Bi?” tanyaku dengan suara berat.



Bi Naimah terlihat sangat panik, ”Aduh, Mas Sandi tolongin Mbak Angel, Mas!” pinta bi Naimah.

”Ada apa, Bi?”

”Aduh, Mbak Angelnya demam, Mas. Badannya panas, pucat,” ucap bi Naimah.

Aku langsung menuju kamar yang pintunya terbuka lebar. Di kamarnya, Angel terlihat menggigil hebat, badannya panas benget dengan butiran keringat di dahinya, ditambah lagi wajahnya yang sangat pucat. Poor you, Ngel!



”Angel, elo kenapa?” tanyaku sedikit panik.

”Kak Sandi....” ucapnya lirih tak terasa air matanya menetes.

”Elo kenapa sampai demam begini?” tanyaku lagi. Angel menggelengkan kepalanya.

“Bi Naimah, buatkan air hangat untuk kompres ya! Terus, ambilkan kotak P3K yang ada di ruang tengah!” suruhku pada bi Naimah.





“Iya, Mas.” Ucap bi Naimah kemudian meninggalkan aku dan Angel.

”Kak, thanks udah baik sama aku,” ucap Angel lirih.

”Iya, Ngel selama gue ada di sini lo yang tenang! Gue akan merawat lo,”

“Kak, maafin aku karena sudah banyak bikin Kak Sandi kesal.”

Aku tersenyum senang mendengar kata maaf dari mulut Angel, “Iya, kakak maafin kok.”

“Sekarang kamu yang tenang ya, sebentar lagi minum obat, biar mendingan.”

Angel menggenggam tanganku, ”Kak, sekali lagi maaafin aku ya!”



***



Hari ini, jam tujuh pagi aku sudah bersiap-siap untuk sekolah. Sudah hampir lima belas menit aku merapikan penampilanku. Bagiku, penampilan adalah yang utama karena orang lain akan menilai kita melalui penampilan pertama kali kita ketemu. Seusai merapikan rambut, aku keluar kamar. Ku lihat pintu kamar Angel terbuka lebar. Aku jadi ingat betapa paniknya aku semalam melihat keadaan Angel yang begitu mengkhawatirkan. Entah apa yang ada dipikiranku, aku melangkahkan kakiku menuju ke kamar Angel. Aku melongokkan kepalaku, kulihat di dalam kamar tak ada seorangpun di sana.





”Angel dimana?” pikirku.

”Mas, Sandi sarapannya sudah siap!!” teriak bi Naimah dari ruang makan membuyarkan pikiranku tentang keberadaan Angel.

Tanpa menjawab teriakan bi Naimah, aku langsung berjalan menuju ruang makan. Ku lihat telur mata sapi begitu bulat bertengger lezat di atas nasi goreng buatan bi Naimah. Aku mengambil posisi tepat di hadapan sarapan pagiku. Saat aku hendak memulai sarapan, mataku menangkap sebuah buku catatan berwarna pink tergeletak di atas meja makan. Tanpa tahu siapa pemiliknya, aku sudah mengetahuinya. Mataku menyisir ruang makan, kulihat tak ada Angel di sini. Hingga akhirnya, tanganku meraih buku tersebut.

”O ya, Mas Sandi, barusan mbak Angel sarapan dan katanya hari ini dia mau sekolah,” ”Sekolah? Memangnya Angel sudah sembuh total?” tanyaku heran.





”Tadinya, bibi juga berpikir begitu, Mas. Tapi, mbak Angel bilang kalau hari ini dia harus sekolah, katanya sih ada acara penting di sekolah. Kalo ndak salah mbak Angel ikutan lomba musik Mas, bi Naimah aja dijanjiin traktir kalo mbak Angel menang, katanya sih mau ditarktir makan bakso,”

”Angel ikutan acara musik? Maksudnya, lomba cipta lagu remaja? O ya? Gue baru tahu kalo tuh anak bisa bikin lagu,” kataku dalam hati.





Aku kembali mengalihkan perhatianku pada buku catatan atau lebih enaknya dibilang buku diary yang sudah berada di tanganku. Aku mulai membuka halaman pertamanya, kulihat tulisan Angel Fairy Diana terukir indah di sana. Hingga aku tergelitik untuk kembali membuka ke halaman berikutnya secara acak. Aku baru tahu, ternyata diary itu bukan berisi catatan harian seperti biasanya tapi, berisi kata-kata ”pujangga” yang Angel tulis. Sampai akhirnya, jariku berhenti di halaman terakhir.

”Aku tahu ini karma, sejak dulu aku takut akan datangnya karma. Hingga akhirnya hari ini aku menemui karmaku, karma dimana aku tak hanya ingin mencintai orang yang kubenci tapi, karma dimana aku juga ingin dia mencintai aku,”



***



Sekitar jam sepuluh pagi, auditorium sekolah begitu ramai. Hampir semua siswa SMA 29 Bandung memenuhi ruangan ini. Tak hanya siswa SMA 29, bahkan beberapa siswa dari SMA lain juga datang untuk menyaksikan final lomba cipta lagu remaja ini. Aku dan Denis celingukan saat memasuki auditorium sekolah ini. Mataku menyisir hampir semua ruangan auditorium untuk mencari tempat yang pas agar bisa menyaksikan penampilan para peserta lomba dengan leluasa. Kulihat ada deretan bangku kosong dekat panggung, aku menarik tangan Denis menuju tempat kosong tersebut.





Hampir satu jam lamanya beberapa peserta menyanyikan lagu ciptaannya. Selama perlombaan berlangsung, aku tak sabar untuk menyaksikan penampilan Angel. Bukan lantaran aoa-apa, aku tak sabar karena aku ingin menyaksikan ia bernyanyi, hal yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Sempat terpikir dibenakku, Angel akan membawakan lagu heavy metal, genre muik favoritnya.





”Oke itulah tadi finalis nomor tiga belas yang menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul Life, Love and Leave. Beri applause dulu dong, buat Reza Hendra dari SMA 14.” ucap Uyang yang menjadi host acara tersebut.





”Selanjutnya kita panggilkan peserta kita yang ke empat belas, Angel Fairy Diana yang berasal dari SMA 29, beri tepuk tangan dong buat Angel!” kata Dani.

”Angel?” aku langsung menolehkan kepalaku ke arah panggung. Kulihat Angel berjalan menghampiri Uyang dan Dani. Kalau aku perhatikan sekilas, wajah Angel masih sedikit pucat. Dasar Angel, aku jadi heran kenapa dia sengotot ini ikutan lomba ini!

”O ya, denger-denger katanya si Angel ini adalah peserta terakhir yang ikutan audisi semalam di cafe Dalton ya?” tanya Uyang.

”Yeps, bener banget!” kata Angel.

”Bisa diceritakan gak?” tanya Dani.





“Iya, gue adalah peserta terakhir yang ikutan audisi tadi malam, lucunya aku menuju tempat audisi kehujanan sampai-sampai saat performance di depan juri juga aku agak gemetaran,” jawab Angel.

“Wow, it’s great! Kenapa sampai bela-belain gitu, Ngel?” tanya Uyang.

”Karena aku ingin menyampaikan lagu ini pada juri,”

”Memangnya lagu ini tentang apa sih? Bisa diceritakan?”





”Lagu ini sebenarnya bukan ciptaan saya, lagu ini adalah lagu milik teman aku yang dinyanyikan oleh aku. Lagu ini menceritakan tentang keinginan seseorang yang ingin hidup bersama orang yang dicintainya untuk selamanya. Lagu ini juga meyakinkan seseorang tentang perasaan yang ia rasakan pada orang yang dicintainya dan berharap orang yang dicintainya tersebut menerima cintanya. Kalo boleh jujur, lagu ini juga menggambarkan tentang perasaanku pada temanku yang sudah menciptakan lagu ini,” kata Angel pajang lebar.

”Hahaha tuh cewek konyol banget deh! Jadi penasaran gue sama orang yang dia maksud,” komentarku saat mendengar jawaban Angel.





”Oh... sweet ya! Ya udah, kita sambut Angel Fairy Diana dengan lagunya yang berjudul Selamanya,” kata Uyang dan Dani bersamaan. Tepukan meriah mengiringi langkah kaki Angel menuju piano yang berdiri tepat di tengah-tengah panggung. Angel mulai menekan tuts piano yang ada dihadapannya dan mulai menyanyikan lagu yang ia bawakan. Kayaknya aku kenal deh sama lagu ini. Oh, God! Lagu ini benar-benar lagu ciptaanku!!! Dari mana Angel dapet lagu ini?



Sayangku, dapatkah kau merasakan

Betapa besarnya rasa cintaku untukmu

Cintaku, pernahkah kita menduga

Di antara kita ada rasa yang mendalam



Sayangku, yakinlah akan cintaku

Yang kupersembahkan seutuhnya untukmu

Oh... Kasihku, jangan pernah kau ragukan

Luasnya cintaku yang kuberi untukmu



Oh... genggamlah tanganku ini sayang

Cintaku tlah tertambat mati untukmu



Selamanya... hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku

Selamanya... tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku

Engkau satu cintaku selamanya...




***



Jam dua siang, aku merebahkan tubuhku di sofa ruang tamu. Hampir setengah jam aku membanting tubuhku di ata sofa ini. Tak seperti biasanya aku nongkrong di ruang tamu seperti halnya siang ini. Ya, tak seperti biasanya. Aku menunggu seseorang datang ke rumah ini. Siapa lagi kalo bukan Angel. Sejak pulang sekolah, aku sudah menunggu dia tiba di rumah. Aku menunggunya bukan tanpa alasan, aku ingin memarahi dia karena menyanyikan lagu ciptaanku tanpa izin.





Seseorang membuka pintu rumah seraya menyapaku, ”Eh, Kak Sandi. Lagi apa?” tanyanya sambil memberi senyuman.

Aku mencoba bangkit dari sofa kemudian mendekatinya, ”Gak usah basa-basi deh, lo!”





Angel mengerutkan keningnya, ”Maksud Kakak apa?”

”Heh, elo ikut LCLR pake lagu gue kan? Apa maksud lo?”

”Kak, Sandi aku bisa jelasin semuanya,”

”Apa? Elo mau ngejelasin apalagi, Ngel?”

”Kak, please dengerin penjelasanku dulu!”

”Gue gak butuh penjelasan lo lagi, Ngel! Penjelasan lo gak akan bisa meredam emosi gue, inget itu!” seruku sambil menatap matanya yang mulai bersinar sendu.

”Tapi, Kak aku hanya ingin kakak tahu mengapa aku bawain lagu Kakak,”





”Terserah elo mau ngomong apa! Mulai dari sekarang, jangan pernah gue akan baik sama lo!” ucapku kemudian meninggalkannya terpaku di ruang tamu.





“Satu hal yang harus Kak Sandi tahu,” ucapnya menghentikan langkahku di atas tangga. Aku diam tak menoleh padanya.

“Nanti malam, pukul delapan, aku ingin Kak Sandi datang ke Purple Cafe, jika Kakak ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku harap Kakak bersedia untuk datang,” lanjut Angel dengan suara yang berat karena menahan tangisnya.



***



Malam harinya, aku sedang menonton TV di ruang tengah. Seperti malam sebelumnya, malam ini sepi, benar-benar sepi. Riko dan Keysa masih belum dateng dari Medan sedangkan Angel, ia pergi sejam yang lalu menuju ke Purple cafe. Sebelum berangkat, dia menyuruhku untuk menemuinya di cafe tersebut tapi, sepertinya itu tidak begitu penting bagiku karena apapun penjelasan yang akan ia katakan nanti tak akan bisa merubah dan meredam rasa kesalku yang semakin berkecamuk ini.





Untuk mengisi waktu luangku, sejak sore tadi, aku menikmati tayangan TV yang sangat membosankan. Tak ada tayangan TV yang benar-benar bisa menghiburku. Sesekali aku kembali mengubah chanel TV, lagi-lagi hanya sederetan sinetron yang menghiasi layar kaca. Kalo ngomongin sinetron, aku jadi inget pada keluargaku di Surabaya. Biasanya, sekitar jam enam sore hingga sepuluh malam, Oma, Mama dan adik perempuanku standby di depan TV untuk menonton sinetron yang menurutku sangat membosankan bahkan membuat aku emosi karena akting pemainnya ”gak banget”. Lah, kenapa jadi ngomongin sinetron ya?! Hehehe back to my story...

“Krriinngg!!!” telepon wireless berbunyi.

Aku segera meraih telepon genggam yang ada di dekat sofa tempatku duduk.

“Halo!” sapaku.

“Hei, San! Apa kabar lo? Baik-baik aja kan?”

“Eh, elo, Rik! Kalo dibilang baik sih nggak, kalo dibilang buruk agak sih, elo?”

“Gue happy, sob! Kenapa? Lo ada masalah lagi sama Angel?”

“Kok tahu?” tanyaku sambil mengerutkan kening.

“Ya iyalah, gue tadi liat infotainment terus ada gossip lo sama Angel muncul, ya udah gue pantengin aja tuh TV sampe gossip lo abis. Emangnya elo ada apa lagi sih sama Angel?”

“Hahaha gokil, lo!” responku, lumayan bisa terhibur setelah hampir seharian emosi.

“Lah, malah ketawa.” Ucap Riko heran, “San, kayaknya elo tuh memang udah waktunya deh baikan sama Angel, kasihan dia. Kalo gak ada lo, siapa yang jaga dia? Kalo elo juga marahan sama dia, otomatis elo kan gak bisa jagain dia?”

“Baikan? Enak bener lo bilang baikan, elo sih enak gak punya masalah sama dia. Gue? Gue udah banyak banget masalah sama dia termasuk yang terakhir ini nih, dia bawain lagu gue di LCLR,”

“Oya? Jadi, dia bawain lagu lo, San?”

“Iya, emang kenapa?”

“Hahaha gak pa-pa. O ya",...

TAMAT

Kamis, 19 Juli 2012

Kisah Cinta Yang Mengharukan

GUBRAK…!!!” banting pintu kamar kost nya.
Hari yang melelahkan..” getar bibirnya pelan. Sejurus ia langsung nyalakan AC kamarnya. ia campakkan tas kerjanya, ia rebahkan badannya..Wusss … angin sejuk langsung menampar tubuhnya. Ia lihat jam di dinding, masih jam empat, masih ada satu jam lagi. Ucapnya pelan.
Ia baringkan badannya dikasur, ia hendak istirahat sejenak sebelum berangkat kuliah, rencana hatinya. Karena baginya waktu sangat bermanfaat dalam hidupnya, aktivitasnya cukup sibuk, pagi ia bekerja, sore hari ia kuliah. Ia bekerja di sebuah perusahaan cukup besar di kota dumai itu, penghasilannya lebih dari cukup, maka dari itu, untuk sekolah adiknya, ia yang mengambil alih.
Ti dit…ti dit…Tidurnya terganggu dengan dering HP nya. Ada sms masuk, ucap batinnya. Ia baca’”
Ass.. mas Irul.. sebelumnya aku
Mohon maaf beribu maaf mas..
Dalam keputus asaanku. Aku ingin
Mengabarkan bahwa aku akan
Menikah esok hari.
Allah mentakdirkan lain.
Doakan aku ya mas…
Spontan ia kaget, ia bingung, ada apa yang terjadi dengan Luna. Tanya batinnya. Luna adalah pacarnya, cinta yang ia jalin hampir tiga tahun itu, tiba tiba hancur berkeping keping, tak tahu apa penyebabnya, padahal baru bulan kemaren ia mengunjungi Luna dan keluarganya. Semua berjalan lancar penuh dengan canda tawa.
Ia coba telpon, tenyata tidak aktif. Ia coba kembali, tetap masih nada yang sama. Ia bangkit dari kasurnya, semula jadwalnya hari itu hendak kuliah, sementara waktu ia batalkandulu.
Hatinya masih risau dan bingung, sekejap mata ia langsung tancap gas menuju rumahnya Luna, dengan mengendarai sepeda motornya, ia melaju membelah jalan dengan hatinya bertanya tanya. “Ya Rabb… apa yang terjadi ya rabbi”. Rintih hatinya bingung.
Di jalan, ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia ingin tahu segera, gerangan apa yang terjadi dengan pacarnya. Baru bulan yang lalu ia merencanakan bersama keluarganya luna untuk melamar Luna setelah kuliahnya selesai, hanya tinggal menunggu skripsinya selesai saja baru ia akan wisuda.
Setelah sampai didepan rumah Luna, ia langsung memarkirkansepeda motornya, jarak rumah luna cukup jauh dari tempat kostnya,
“Tok…tok…tok… assalamu’alaiku m. Sapanya sambil mengetuk pintu. Ia tunggu sejenak, belum ada jawaban, ia ulangi tok..tok..tok…a ssalamu’alaikum ..
Wa’alaikum salam, pintunya terbuka, ternyata ibunya Luna,
Sore bu.. maaf menggangu.. Lunanya ada bu… sapanya ramah.
Eh… nak irul, silahkan masuk dulu nak…jawab ibunya luna sambil mempersilahkan masuk. Terima kasih bu…Ia tatap wajah ibunya luna, ada kegelisahan dan kesedihan yang mendalam tergambar dari raut wajahnya, mukanya terlihat pucat melihat irul yang datang. Hatinya semakin bingung. Lunanya ada bu…? Tanya penasaran..
Ibunya luna diam menunduk sesaat… Lu..luna pergi ke pekan baru bersama ayahnya nak irul. Emang nak irul tidak diberi tahu luna..? jawab ibunya dengan getar bibir terbata bata.
Justru itu bu.. aku ingin menanyakan perihal apa yang terjadi dengan luna,,? Tiba tiba aku mendapat sms dari luna…? irul menjelaskan maksud kedatangannya.
Tiba tiba mata ibunya luna berkaca kaca dan menunduk diam sesaat. Ada kepedihan dalam batinnya, suasana ruangan itu menjadi hening, hati irul semakin bingung bercampur gelisah,
Bu… apa yang terjadi dengan luna bu..? Tanyanya memecah keheningan.
Ma…maafkan kami nak irul.. maafkan kami.. takdir Allah lah yang berkuasa. Jawab ibunya luna dengan terbata.
Sebenarnya..apa yang terjadi bu..?
Ba…baiklah.. ibu coba menjelaskan semua, kami telah menerima kuasa takdir Allah, se..sebenarnya yang terjadi adalah bermula saat luna seminar di pekan baru. Dua hari setelah nak irul datang bulan kemaren kesini. Luna minta izin mengikuti seminar itu. Kampusnya luna mengirim utusan dua orang untuk mengikuti seminar itu. Luna salah satunya, seminar IPTEK itu diadakan pemko pekan baru. Ia berangkat bersama Indra teman kampusnya, indra adalah anak ketua yayasan kampusnya luna, seminar itu berlangsung dua hari. Kampusnya luna memberikan fasilitas dua kamar hotel untuk menginap. Tiba tiba suara ibunya luna terhenti dan tangisnya semakin menjadi jadi.
Dengan perasaan gelisah hati irul menebak nebak apa yang terjadi.
Tenang bu..” sabar bu..
Tangis ibunya luna diam sesaat, ia coba menerima realita yangada, lalu ia melanjutkan,
Sepulangnya luna dari pekan, wajah luna tampak pucat, kami coba menanyakan ada apa dengannya. Ia tak mau cerita, tetapi kami coba merayu dan memaksanya. Dengan hati menjerit dan berlinang air mata, ia menjelaskan,, bahwa ia .. bahwa ia … Dijebak dan DIPERKOSA oleh indra. Tiba tiba tangis ibunya luna kembali meledak, air matanya mengalir deras, Ternyata…. indra telah lama menyukainya. ia mengetahui bahwa luna akan segera dilamar nak irul. Maka itu, dalam kesempatan adanya seminar itu, ia minta kepada ayahnya yang ketua yayasan untuk mengirim ia bersama luna.
Hati irul pedih, langit seakan runtuh ia rasa. Matanya berkaca kaca, badannya kaku serasa lumpuh, bibirnya bertasbih,, batinnya merintih dengan apa yang baru ia dengar.
Kami pihak keluarga telah sepakat untuk menikahkan luna dengan indra. Maafkan kami nak irul..maafkan kami….Ibunya luna mengakhiri penjelasannya.
Suasana jadi mencekam, hati irul seakan ingin meledak, wajahnya menunduk, ada yang menetes dari matanya. Ia tidakkuat untuk menahan perasaannya. Ia langsung pamit,,
Ass…assalamu’al aikum bu. Saya pamit, sampaikan salam tegarku buat luna.
Dalam perjalanan pulang bibirnya terus bertasbih, hatinya remuk, matanya terus mengalirkan sesuatu. Pernikahan yang ia rencanakan gagal, wisuda yang ia tunggu tunggu sebagai awal puncak kesuksesan masa depannya, terasa tak bermanfaat lagi. Luna adalah gadis cantik dan jelita, pujaan hatinya itu telah terbang dibawa seekor elang yang rakus tak bermoral.
Sesampainya dikamar kostnya. Ia menangis sejadi jadinya.. ia meratap kepada tuhannya, ia mohon diberi kekuatan dan ketabahan, ia larut dalam kesedihan, tiba tiba suara adzan maghrib berkumandang ia dengar. Panggilan tuhan merasuk dalam batinnya.
Dengan berlinang air mata ia mencoba tegar menghadapi kuasa Allah itu. Ia wudhu’, ia bentangkan sejadahnya, ia bertakbir.
Usai sholat, ia munajat kepada rabbnya. Ia bertafakkur, ia roboh bersujud dihadapan takdir Allah. Ia utarakan kegundahan hatinya. Ia berharap diberikan cinta diatas cinta.
Enam bulan telah berlalu, dengan hati yang tegar ia selesaikan kuliahnya. Kini ia akan meraih gelar S1 nya. Namun dari hari kehari bayangan luna masih saja hadir dalam benaknya. Tanpa kabar, tanpa pertemuan, dan tanpa penjelasan terakhir dari bibir luna. setelah hari yang pahit itu. Ia coba menata kembali masa depannya.
Di hari wisudanya itu. Sengaja ia panggil ibunya dari kampung untuk mendampinginya. Senyum ibunya itulah yang membuat ia cukup terhibur menghadapi hari yang ia tunggu tunggu dulu.Hari yang semula ia rencanakan untuk melamar luna. tapi keadaan berubah. Dengan bantuan Allahlah ia sanggup menghadapi semuanya.
Tiba tiba suasana Aula gedung itu bertasbih. Acara wisuda heboh dengan kedatangan sosok bidadari yang anggun jelita. Mata semua lelaki memandang kearahnya. Ia menoleh. Subhanallah…” batin nya bertasbih. Sosok itu adalah luna. wajahnya yang dibalut jubah dan jilbab putih itu seakan membuat ia seperti bidadari yang baru turun dari langit.
Hatinya berdesir, jantungnya berdegup kencang. Sama seperti rasa pertama kali ia berjumpa dengan luna dulu. Alangkah beruntung orang yang menikahinya..” Batinnya mengupat..
Astaghfirullah… ia sudah menikah,, aku haram memikirkannya. getar bibirnya menepis perasaannya,
Ibunya tersenyum melihat perubahan pada anaknya. Apa lagi rul..” kamu udah pantas menikah.. kerjaanmu sudah mapan, sarjana pun sudah ditangan, semua para ibu ibu ingin bermenantukan kamu. Canda ibunya, karena ibunya tidak tahu dengan apa yang terjadi, ia hanya balas dengan senyuman. Tunggu aja bu.. pilihan Allah. Jawabnya.
Ternyata luna menghampirinya .
Assalamu’alaiku m..Selamat ya mas… aku datang bersama ibu ingin melihatmu. Sapa luna dengan senyuman malu.
Wa’alaiku salam… terima kasih..ibu mu mana dan ….
Dan.. apa mas…? potong luna. Seakan luna sudah mengetahui maksud nya.. Oh ya.. kedatanganku kali ini hanya untuk menyampaikan maafku saja kok mas…dan menjelaskan apa yang terjadi padaku selama ini. Sekaligus menebus ketidakberdayaa nku mas. Lanjut luna dengan wajah menundukdengan matanya menetes kan sesuatu.
Belum sempat bertanya lagi, irul diajak luna bicara empat mata. Luna hendak menjelaskan sesuatu hal yang penting seperti yang ia tunggu selama ini.
Baik lah.. kita ke depan mushollah saja.
Dengan air mata yang terus jatuh, luna coba menenangkan diri.
Ia menjelaskan apa yang terjadi selama ini.
Mungkin mas… telah diberi tahu ibu kejadian yang menimpaku. Tetapi semua itu berubah, ternyata takdir Allah berubah lagi. aku terus berdo’a kepada Allah, agar diberi kekuatan untuk menjalani hidup.
Umur pernikahanku dengan lelaki itu hanya bertahan satu minggu, setelah acara pesta pernikahan kami di pekan baru usai, tanpa melalui malam pertama ia lebih memilih merayakan pesta kemenangannya bersama teman temannya, pada malam itu ia bersama komplotannya merayakan pesta narkoba, dan naas, malam itu juga ia over dosis dan dibawa kerumah sakit, 1 minggu ia koma tak sadarkan diri, lalu ia tewas, aku hanya melihat proses kuasa Allah itu dengan bersyukur, Allah maha tahu penderitaan hambanya. Maka dari itu mas… Allah sedang menguji diriku.. statusku sekarang janda mas.. jelas luna panjang lebar dengan hati tegar.
Jadi ..? Ucap irul ceplos sambil melihat kondisi Luna.
Oh ya… aku sekali lagi bersyukur kepada Allah, Setelah seminggu kematian brengsek itu, aku memeriksakan diri ke dokter. Ternyata kesucianku masih utuh. Brengsek itu hanya menjebakku agar ia punya alasan untuk menikahiku. Begitu lah kisah hidupku mas… Allah masih menyayangiku..
Mendengar semua penjelasan itu, hati irul berdesir, setetes embun masuk ke dalam batinnya. Ternyata ujian Allah telah berakhir. Ia bertakbir dalam hati. Ia hendak langsung melamar luna hari itu juga..

Kisah Cinta Sejati “Catatan Buku Cokelat”


Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.
Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.
Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.
Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.
14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.
Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.
6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.
Jantungku serasa mau berhenti…
23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…
Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun.
Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.
4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.
Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.
14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.
14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!
18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.
7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.
Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.
15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.
Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.
Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… “Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…”

Kisah Cinta Mengharukan


Kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Di sitiulah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Gita memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.

Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.


“Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Gita.


“Iya... Ri, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Qori. Gita


“Masak lo main rahasiaan sama geng sndiri,” tutur temannya lagi.


Gita mendadak gugup. Nggak salah lagi itu Qori. Qori dari geng The SRIES, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah.


Gita nyaris nggak bergerak. Mneyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang barengan dengan teman-teman aja Gita sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Qori. Wah..... Wah....


“Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?” tanya teman Qori.


Deg, Gita nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.


“Iya, anak kelas satu juga. aku memang naksir dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik. Pasti dong banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran,” suara Qori terdengar riang.


Jantung Gita berdegup kencang. Ia semakin yakin , selain dia ngak ada anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gita memang selalu jadi juara satu sejak cawu pertama. Semuanya klop. Mungkin yang dimaksud Qori itu dirinya?.


“Wah, playboy satu ini sudah berketuk lutut. Terus kapan dong kamu nembak dia?” desak temannya.


“Oh my god,” Gita nyaris menahan napas.


“Eh, ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temannya lagi.


“Gita,” jawab Qori.


Kali ini Gita nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Qori naksir dia. Berita ini wajib diceritakan pada sohib-sohibnya.


Pukul setengah tujuh malam, semua persiapan sudah sempurna. Sekarang Qori naksir dia. Primadona sekolah itu menyukai gadis biasa seperti dia. Gita bernyanyi bahagia.


“Kamu nggak sedang melamun Git?” kata Intan sambil terkikik.


“Iya Git, jangan-jangan itu cuma halusinasi aja,” timpal Shafina.


Gita pura-pura merengut sambil berucap “Pendengaranku masih normal dan aku nggak bakalan cerita kalau tahu reaksi kalian begini”.


“Bukan begitu Git, Kalau benar Qori naksir kamu, kok bisa tenang-tenang aja sih?” kata Intan dan Shafina.


Ruth mencoba menengahi. “Kan Qori sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surprise”.


“Udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek paling bahagia di dunia,” ujar Gita tersenyum bahagia.


Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Gita menghambur ke pintu, tapi ternyata yang datang Kak Adi, pacarnya mbak Enes. Keduanya lalu pergi, sementara Mama dan Papanya sudah berangkat ke acara resepsi. Di rumah hanya ada Gita dan mbak Tami.


Gita mulai tidang sabar. SEdari tadi sohib-sohibnya terus menelpon dan membuatnya tambah be te.


“Gita bangaun! Kok ketiduran di sini?” suara Mamanya terdengar sayup. Gita membuka matanya, ternyata Mama dan Papanya sudah pulang.


“O ya, Qori! Astaga, setengah sepuluh malam”Gita melonjak. Ternyata Qori tidak datang dari tadi. Gita mulai kebingungan.


Gita akhirnya ikut ajakan orang tuanya untuk mencari makan malam di luar.


“O ya Gita. Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Nanda, padahal sudah sebulan lo. Kapan-kapan kamu main ke sana ya?” tiba-tiba Mamanya bercerita. Gita cuma mengangguk tanpa semangat.


Ketika melewati rumah Bu Nanda, Gita melihat seorang gadis cantik lekuar dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”, Gita terkejut bukan main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu orang lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar Qori. Mereka berdua kelihatan akrab sekali.


Dengan gemetar Gita bertanya pada Mamanya, “siapa nama gadis itu Ma?


“Kebetulan namanya sama dengan kamu .... Gita,” jawab Mamanya.


Gita terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebodohannya sendiri. Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya Gita terlanjur begitu berharap. Dia merasa marah, kecewa dan ... malu sekali.